Komplikasi yang dialami saat mengandung dan usia calon ibu saat hamil diduga jadi penyebab gangguan autistik pada anak. Begitulah kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil analisa terhadap 40 studi mengenai autisme.
Menurut peneliti dari Harvard School of Public Health, kebanyakan studi mengenai austime menyebutkan usia calon ibu dan juga calon ayah berpengaruh pada kejadian autisme. Ibu hamil yang mengalami perdarahan atau diabetes juga berpeluang memiliki anak autis. Hasil studi ini dilaporkan dalam jurnal ilmiah British Journal of Psychiatry.
Walaupun para peneliti menyadari kaitan autis dan kondisi kehamilan belum memiliki bukti yang kurang kuat, namun 9 dari 13 studi menyebutkan usia calon ibu saat hamil berpengaruh. Hal ini sesuai dengan demografi calon ibu dalam tiga dekade terakhir ini yang rata-rata hamil di usia 30 tahun ke atas.
Ibu hamil yang berusia 30-34 tahun beresiko 27 persen untuk memiliki anak autis. Risiko ini makin meningkat pada ibu hamil yang berusia di atas 40 tahun. Untuk calon ayah, setiap lima tahun risikonya bertambah hampir 4 persen.
Secara biologi memang belum jelas benar mengapa hal itu terjadi. Tetapi para ahli menduga ini disebabkan faktor kromosom yang abnormal pada sel telur wanita paruh baya dan mutasi sel sperma pada pria.
Sementara itu diabetes gestasional, yang terjadi pada 4 dari 100 kehamilan, menyebabkan risiko gangguan autisme dua kali lipat. Sedangkan perdarahan pada kehamilan beresiko 81 persen. Sayangnya tidak dijelaskan apakah perdarahan itu terjadi di awal kehamilan atau masa akhir kehamilan.
Namun, perdarahan pada ibu hamil diketahui memengaruhi oksigen pada janin (fetal hypoxia) untuk perkembangan otak janin yang pada akhirnya meningkatkan risiko autisme.
Tim peneliti juga menemukan hubungan antara penggunaan obat-obatan, seperti obat depresi atau gangguan emosional lain terhadap kejadian austime. Mengenai hal ini, para peneliti menyatakan belum bisa disimpulkan apakah autisme terjadi akibat efek samping obat atau pengaruh kondisi kejiwaan calon ibu saat hamil.
Dalam 30 tahun terakhir, jumlah anak autis terus mengalami peningkatan. Namun menurut para ahli hal ini disebabkan karena faktor deteksi dan diagnosa yang lebih baik sehingga makin banyak kasus terungkap.
Untuk mengetahui penyebab autisme, ungkap Richard Mills dari Research of Autism, bagaikan menyusun puzzle raksasa karena melibatkan banyak faktor yang dicurigai. "Kita masih belum tahu apakah tiap bagian sesuai satu sama lain
http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/204-autistik-dampak-komplikasi-kehamilan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar