Selasa, 15 Juni 2004
Bocah SD Gantung Diri Gara-Gara Tak Mampu Bayar SPP
(SURABAYA) Gara-gara tidak mampu membayar SPP, Miftahul Jannah nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Selepas magrib, bocah 13 tahun yang tinggal di Kelurahan Karang Semande,Kecamatan Karang Malang,Balong Panggang,Gresik,itu menggantungkan setagen sepanjang 395 cm warna putih di lehernya.
Kejadian yang berlangsung di kamar korban itu diketahui kali pertama oleh Selimah, bibi korban.Saat itu Selimah baru saja datang dari sawah bersama Weni dan Sami, kakek dan nenek korban."Saya panggil namanya,tapi kok tidak ada jawaban. Makanya saya lihat kamarnya," tutur Selimah.
Dia sangat terkejut saat menemukan anak pasangan Sutik-Supriyono (sudah cerai) itu tergantung pada setagen yang diikatkan di plafon rumah itu. Tanpa berpikir panjang, perempuan 24 tahun ini langsung menurunkan korban. Lalu didudukkan serta diberi minum. Maksudnya agar dia sadar.
"Waktu saya turunkan, korban masih hidup. Tapi napasnya sudah tersengal-sengal," ungkapnya. Hanya tindakan itu membuat bocah kelas 6 SDN Karang Semande ini malah menemui ajalnya dengan cepat. Mita -nama panggilan Miftahun Jannah- mati di pangkuan Sami, neneknya.
Tangis mengiba dari rumah keluarga tersebut menimbulkan kecurigaan warga setempat. Para tetangga segera berdatangan ke rumah korban. Sementara itu, warga yang lain berinisitif melaporkan kejadian itu ke polisi.
Tak lama kemudian, aparat dari Polsek Balong Panggang datang dan mengevakuasi serta melakukan olah TKP. Mayat korban dibawa ke RSU dr Soetomo. Sebelumnya, jenazah Mita sempat dibawa ke RSU Bunder Gresik. Hanya, keluarganya lalu disarankan untuk membawanya ke RSU dr Soetomo untuk otopsi.
Menurut dr Eddy Soeyanto SpF, otopsi dilaksanakan sekitar pukul 09.00 Senin. Dari hasil otopsi diketahui bahwa korban dinyatakan bunuh diri. Hanya, tidak terlihat adanya luka iris di leher atau perdarahan di alat kelamin korban. Sebaliknya, ada beberapa luka memar di dada kanan dan kiri korban.
"Luka di leher hanya tampak bila menggunakan tali tampar atau rafia yang tajam. Kalau pakai setagen, lukanya tidak tampak," tuturnya. Sedangkan luka memar di dada korban adalah hasil tindakan menggoyang-goyangkan dan memukul tubuh korban oleh salah satu keluarga. "Maksudnya untuk menyadarkan korban," imbuhnya.
Sama halnya dengan pemberian air untuk menyadarkan korban. "Tindakan tersebut malah menutup jalan napas yang telah kurang oksigen," ucap dokter forensik RSU dr Soetomo ini.
Mengapa Mita bunuh diri ? Atun, adik Sami, mengatakan, korban stres dan bingung karena tidak punya uang biaya tur yang akan diadakan sekolahnya. "Kalau tidak bisa bayar, katanya tidak boleh ikut rekreasi dan ambil ijazah," tuturnya.
Ini diketahui dari surat terakhir yang akan dikirim korban ke orang tuanya di Bali. Surat tersebut ditemukan di tumpukan lemari pakaian korban.
Orang tua korban saat ini memang berada di Bali sebagai penjual sayuran di pasar. Mita yang sehari-hari diasuh oleh Weni-Sami mendapat kiriman uang dari Bali. "Hampir dua tahun orang tuanya tidak ke Gresik," ucapnya.
Dari surat itu diketahui bahwa Mita minta kiriman uang Rp 25.000-50.000 karena uang yang dikirim sebelumnya sudah habis. Mita minta ibunya segera mengirimkan uang tersebut atau kembali ke Jawa pada bulan 6 (Juni).
Mita juga bilang, dia tidak mau kalau harus minta ke Pak De Katiran lagi karena dia bilang tidak punya uang. Mita juga berkeluh kesah kalau sudah tidak kerasan lagi karena sering dimarahi emak embah (Wani).
Bahkan, Mita juga sempat marah dan sakit hati ketika emak embahnya berkata bahwa dirinya makan dan tidur tidak membayar. Jadi, Mita minta tidak sah minta macam-macam. Hal tersebut membuat Mita sakit hati.
Bunuh diri
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya.
Betapapun kebudayaan dan pola pikir manusia, memberikan berbagai alasan dan definisi maksud yang berbeda-beda tentang bunuh diri ini. Namun, tetap saja pada intinya adalah "keputus-asaan".
Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah melakukan kegiatan bunuh diri ini. Sebab ia sadar, bahwa hidup ini memang penuh cobaan-cobaan berat dan pahit, jadi bunuh diri baginya hanyalah tindakan sia-sia dan pengecut. Sebab masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan dalam hidup ini, dan segala sesuatu pastilah ada batasnya. Sebab betapapun beratnya persoalan, tetap saja ia memiliki batas akhir (penyelesaian), walaupun permasalahan itu harus selesai oleh waktu, tapi ia selesai juga.
Dalam pandangan islam hal ini adalah perbuatan yang sangat keji, dan termasuk dosa yang sangat besar. Dimana, kegiatan bunuh diri ini adalah kegiatan manusia-manusia pengecut/pecundang hidup (looser), sebab kekalahan memang sudah mutlak menjadi milik mereka jika mereka membunuh dirinya sendiri.
Motif bunuh diri
Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :
1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
3. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
4. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu
1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).
Jika kalian sedang dalam keadaan frustasi berat mending sharing ke teman. "Siapa tau bisa ada jalan keluarnya, atau setidaknya kita bisa ngeluarin unek-unek yang ada di hati. Daripada ngelakuin hal-hal yang gak wajar." Semua masalah pasti ada solusinya. "Ingat, dunia bakal berputar kayak roda. Tidak selamanya kita di bawah terus. Percaya deh, Tuhan punya rencana baik di balik itu semua. Jadi, kalau ada masalah jangan bunuh diri dulu."
sumber : Wikipedia
http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_radar&id=52959&c=90
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1865067089311504759#i
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar