A. Pengertian kesesakan
Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan 4 faktor :
1. Karakteristik seting fisik
2. Karakteristik seting social
3. Karakteristik personal
4. Kemampuan beradaptasi
Rapport (dalam stokols dan Altman, 1987) yang mengatakan kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi, sebagai kelanjutan dari persepsi langsung terhadap ruang yang tersedia.
Stokols (dalam Altman 1975) membedakan antara kesesakan bukan social (nonsocial crowding) yaitu dimana faktor – faktor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding, seperti sebuah ruang yang sempit, dan kesesakan social (social crowding) yaitu perasaan sesak semula – mula datang dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak. Stokols juga menambahkan perbedaan antara kesesakan molar (molar crowding) dan kesesakan molekuler (moluceler crowding).
1. Kesesakan Molar : perasaan sesak yang dapat dihubungkan dengan skala luas, populasi penduduk kota.
2. Kesesakan Molekuler : Perasan sesak yang menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian – kejadian interpersonal.
Besar kecilnya ukuran rumah menentukan besarnya rasio antara penghuni dan tempat (space) yang tersedia. Makin besar rumah dan sedikit penghuninya, maka akan semakin besar rasio tersebut. Sebaliknya, makin kecil rumah dan makin banyak penghuninya, maka akan semakin kecil rasio tersebut, sehingga akan timbul perasaan sesak (crowding) (Ancok, 1989).
B. Teori – teori kesesakkan
Terdapat 3 model teori yang dapat digunakan yaitu :
1. Beban Stimulus, Schmidt dan Keating (1979) mengatakan bahwa stimulus ini dapat berasal dari kehadiran banyak orang beserta aspek-aspek interaksinya, maupun kondisi-kondisi fisik dari ingkungan sekitar yang menyebabkan bertambahnya kepadatan social.
2. Kendala Perilaku, menerangkan bahwa kesesakkan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa, sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu. Menurut teori ini, suatu situasi akan dianggap sesak bila kepadatan atau kondisi lain yang berhubungan dengannya membatasi aktivitas individu dalam suatu tempat.
3. Teori ekologi, Micklin (dalam Holahan, 1982) mengemukakan sifat-sifat umum model ekologi pada manusia. Pertama, memfokuskan pada hubungan timbal balik antara orang dengan lingkungannya. Kedua, unit analisisnya adalah kelompok social dan bukan individu, dan organisasi social memegang peranan sangat penting. Ketiga, menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan social.
C. Faktor-faktor Penyebab
Menurut Altman kondisi kesesakkan yang ekstrim akan timbul bila faktor-faktor dibawah ini muncul secara simultan :
1. Kondisi-kondisi pencetus, terdiri dari tiga faktor :
a. Faktor-faktor situasional
b. Faktor-faktor personal
c. Kondisi interpersonal
2. Serangkaian faktor-faktor organismik dan psikologis seperti stre, kekacauan pikiran, dan perasaan kurang enak badan.
3. Respon-respon pengatasan, yang meliputi beberapa perilaku verbal dan non verbal yang tidak efektif dalam mengurang stress atau dalam mencapai interaksi yang diinginkan dalam jangka waktu yang panjang atau lama.
D. Akibat dari kesesakan
Brigham (1991) menjelaskan beberapa akibat negative kesesakkan menjadi beberapa bagian :
1. Pelanggaran terhadap ruang pribadi dan atribusi seseorang yang menekan perasaaan yang disebabkan oleh kehadiran orang lain.
2. Keterbatasan perilaku, pelanggaran privasi dan terganggunya kebebasan memilih
3. Control pribadi yang kurang.
4. Stimulus yang berlebih.
E. Contoh dalam perilaku
Kesesakan di dalam rumah pada saat sanak saudara berkumpul dalam satu rumah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar